Rabu, 04 April 2018

PREPARATION AND CHARACTERIZATION OF COMPOSITE PARTICLE BOARD FROM COCONUT SHELL POWDER WITH BINDER HDPE RECYCLING WITH MECHANICAL TESTING ABSTRACT

(PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI PAPAN PARTIKEL KOMPOSIT DARI SERBUK TEMPURUNG KELAPA DENGAN PENGIKAT HDPE DAUR ULANG DENGAN UJI MEKANIK)


ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan bagaimana meningkatkan kualitas bahan agar menghasilkan papan komposit yang sesuai dengan acuan yang ditetapkan oleh Standart Nasional Indonesia (SNI). Fokus pada penelitian ini adalah penggunaan Serbuk tempurung kelapa sebagai material pengisi (filler), dicampurkan dengan High Density Polyethylene (HDPE) daur ulang sebagai pengikat (matrik). Pada pengujian sifat mekanik didapatkan untuk sifat mekanik bervariasi yaitu untuk kuat lentur yang lebih baik pada komposisi 60:40, modulus elastis yang lebih baik pada komposisi 50:50, kuat rekat internal yang lebih baik pada komposisi 30:70, dan kuat impak pada komposisi 70:30. Secara umum untuk penggabungan nilai mekanik komposisi 50:50 menunjukkan nilai yang lebih dominan memenuhi Standart Nasional Indonesia (SNI) 03 – 2105 – 2006. Pada penelitian ini dilakukan beberapa uji yang meliputi pengujian Mekanik pada sample yang telah dibuat. Uji mekanis meliputi : uji kuat patah (MOR), uji kuat lentur (MOE), uji kuat rekat internal dan uji kuat impak

Kata Kunci: HDPE; Karakterisasi; Papan Komposit; Serbuk Tempurung Kelapa;Uji Mekanis


PENDAHULUAN
Teknologi bahan dewasa ini mengalami kemajuan yang cukup signifikan, baik dibidang material logam dan non logam. Salah satu jenis bahan bukan logam yang banyak diteliti orang adalah material komposit. Perkembangan material komposit dengan serat alam dapat digunakan sebagai papan meja, kursi, jendela, pintu, plafond dan perabot rumah tangga lainnya. Menurut Irfandi, 2013 bahwa luaran dari bahan komposit dapat dipergunakan lebih luas lagi yaitu dimanfaatkan oleh produsen mobil sebagai penguat panel mobil, tempat duduk belakang, dashboard, dalam industri manufaktur. Komposit adalah gabungan dua atau lebih material yang disatukan oleh suatu matriks. Komposit dapat dikelompokkan berdasarkan kerapatan, kegunaan, dan juga proses pembuatan. Komposit merupakan material kombinasi dari dua atau lebih komponen organik atau inorganik. Komposit pada umumnya tersusun dari material pengikat (matrik) dan material penguat yang disebut juga material pengisi (filler). Pada dasarnya material komposit merupakan gabungan dari dua atau lebih material yang berbeda menjadi suatu bentuk mikroskopik, yang terbuat dari bermacam-macam kombinasi sifat atau gabungan antara serat dan matrik. Menurut Zainal Mahmud dan Yulius Ferry, 2005 bahwa produksi buah kelapa Indonesia rata-rata 15,5 milyar butir/tahun atau setara dengan 3,02 juta ton kopra, 3,75 juta ton air, 0,75 juta ton arang tempurung, 1,8 juta ton serat sabut, dan 3,3 juta ton debu sabut (Allorerung dan Lay, 1998; Anonim, 2000; Nur et al., 2003; APCC, 2003). Industri pengolahan kelapa umumnya masih terfokus kepada pengolahan hasil daging buah sebagai hasil utama, sedangkan industri yang mengolah hasil samping buah (by-product) seperti: air, sabut, dan tempurung kelapa masih secara tradisional dan bersekala kecil, padahal potensi ketersediaan bahan baku untuk membangun industri pengolahannya masih sangat besar. Disisi lain, sebagian besar wilayah Indonesia adalah wilayah rawan gempa frekuensi gempa bumi yang terjadi di Indonesia sangat besar, jumlah bangunan yang rusak dengan tingkat kerusakan bangunan terbanyak adalah pada dinding bangunan. Dengan kondisi riel dilapangan tersebut, maka akan menjadi masalah nasional bagaimana menyediakan sarana rumah tempat tinggal yang ekonomis dan terjangkau masyarakat Indonesia yang tentu ramah lingkungan. Sehingga untuk membantu mengatasi hal tersebut dibutuhkan teknologi bahan alternatif untuk penyediaan dinding bangunan yang lebih ekonomis dan lebih murah. Salah satu alternatif adalah menciptakan bahan komposit sebagai dinding interior tipis dan kuat yang dapat mengganti penggunaan dinding interior dari beton (semen-bata) yang terlalu tebal dan in-efficiency ruang (Irfandi, 2011). Penelitian ini dimaksudkan untuk melakukan kajian tentang bagaimana menghasilkan papan komposit yang sesuai dengan acuan yang ditetapkan oleh SNI sehingga dapat dimanfaatkan secara umum. Penggunaan Serbuk tempurung kelapa sebagai material pengisi (filler), dengan High Density Polyethylene (HDPE) daur ulang, yang mempunyai sifat kristalinitas lebih tinggi dan lebih kaku sehingga dapat menghasilkan bahan papan komposit yang sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI).

METODOLOGI PENELITIAN
Pada penelitian ini menggunakan serbuk tempurung kelapa dengan ukuran 80 mess sebagai bahan baku. Dalam pembuatan papan komposit digunakan perekat high density polyetilen (HDPE) daur ulang dari botol oli bekas. dengan berbagai tingkat skala perbandingan antara bahan dan perekat HDPE daur ulang dengan Persentase 70%:30%, 60%:40%, 50%:50%, 40%:60%, 30%:70%. Beberapa alat yang dipergunakan dalam proses pembuatan papan komposit adalah hot and cold press. Proses pembuatannya yaitu HDPE botol oli bekas dibersihkan, setelah kering dipotong-potong dengan ukuran ± 0,5 cm x 0,5 cm , serbuk tempurung kelapa yang telah disaring dengan ayakan 80 mess dikeringkan dengan oven blower 500C sampai benar kering. Lalu diuapkan pelarutnya dalam oven. Selanjutnya diektrusi dalam alat ekstruder pada suhu 170oC hingga terbentuk polyblend. Selanjutnya coupling agent siap digunakan. Selanjutnya untuk pembuatan sampel papan komposit dilakukan dengan pengempaan panas (hot press) sebesar 1700C dengan tekanan sebesar 40 bar selama 15 menit, dengan 2 kali pengulangan papan komposit diujikan dengan berdasarkan SNI 03-2105-2006 untuk papan partikel.

Procedding dapat didownload di SITSE FMIPA UNIMED

Tidak ada komentar:

Posting Komentar