Rabu, 11 April 2018

AN EFFORT TO IMPROVE STUDENT’S LEARNING OUTCOMES IN GENERAL PHYSICS I COURSE BY USING COLLABORATIVE LEARNING MODEL BASED ON A SCIENTIFIC APPROACH


UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA PERKULIAHAN FISIKA UMUM I DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOLABORATIF BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK

D D Panggabean*,  Irfandi,  J Sinuraya
Jurusan  Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan


ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan meningkatkan hasil belajar mahasiswa pada perkuliahan Fisika Umum I. Penelitian ini dilaksanakan di Jurusan Fisika FMIPA Univesitas Negeri Medan, dengan jenis penelitian tindakan kelas. Tindakan dilakukan dengan Model Pembelajaran Kolaboratif berbasis Pendekatan Saintifik. Ada tiga siklus dalam penelitian ini, dengan materi pokok kinematika, dinamika, usaha dan energi. Alat pengumpul data adalah instrumen hasil belajar mahasiswa dengan jenis pilihan berganda dan merupakan soal terpilih dari hasil ujicoba terhadap sekelompok mahasiswa pendidikan fisika yang diolah menggunakan aplikasi SPSS 17.0 dengan hasil dinyatakan valid dan memiliki reliabilitas tinggi. Sebelum pelaksanaan tindakan, dilakukan pretes untuk mendapatkan data kemampuan awal mahasiswa. Setelah tindakan selesai pada tiap siklus, selanjutnya dilakukan postes. Dari penelitian diperoleh nilai gain ternormalisasi hasil belajar mahasiswa meningkat setiap siklus. Sehingga dapat disimpulkan terdapat peningkatan hasil belajar mahasiswa pada perkuliahan Fisika Umum I dengan Model Pembelajaran Kolaboratif berbasis Pendekatan Saintifik.

Kata Kunci : Model Pembelajaran Kolaboratif, Penelitian Tindakan Kelas,  Hasil Belajar, Pembelajaran Saintifik.

AN EFFORT TO IMPROVE  STUDENT’S LEARNING OUTCOMES
IN GENERAL  PHYSICS I COURSE BY USING COLLABORATIVE LEARNING MODEL BASED ON A SCIENTIFIC APPROACH

D D Panggabean*,  Irfandi,  J Sinuraya
Department of Physics, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, State University of Medan

ABSTRACT
This research aimed to improve the learning outcomes of students on General Physics I course. This research was carried out in Department of Physics Faculty of Mathematics and Natural Sciences at the State University of Medan. The type of this research was class action research using Collaborative Learning Model based on a Scientific Approach. There were three cycles applied in this research with occupied 3 subject matter, namely: Kinematics, Dynamics, Work and Energy. A set of 20 multiple choice questions was used in each cycle as the instrument to measure the student’s learning outcomes which had been predictively validated. Based on SPSS 17.0 analysis result, this instrument were declared valid and has high reliability. For each cycle a pretest and posttest were implemented. The result showed that there was a significant increase of student learning outcomes for each cycle in respect to the value of normalized gain.
Keywords: Collaborative Learning Model, Class Action Research, Learning Outcomes, Scientific Learning



Pendahuluan
Fisika Umum I merupakan perkuliahan yang sangat penting bagi perkuliahan lanjutan di Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan (Unimed). Keberhasilan mahasiswa pada mata kuliah Fisika Umum I sangat menentukan keberhasilan mahasiswa pada mata kuliah Fisika lanjutan. Oleh karena itu semua faktor pendukung perkuliahan ini harus disinergikan untuk meningkatkan hasil belajar mahasiswa pada perkuliahan Fisika Umum I.
Hasil penelitian pendahuluan pada mata kuliah Fisika Umum I menunjukkan mahasiswa masih kurang kemampuannya dalam memahami materi kuliah. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar yang diperoleh mahasiswa pada semester ganjil 2014/2015 yang lalu, masih kurang memuaskan yaitu mahasiswa yang memperoleh nilai A sebanyak 21,875 %, nilai B sebanyak 71.875 %, dan nilai C sebanyak 6,25 % dengan jumlah mahasiswa 32 orang dalam satu kelas. Keadaan ini disebabkan karena penguasaan konsep fisika mahasiswa secara umum rendah ketika berada di SMA dan pembelajaran masih belum memaksimalkan kemampuan kognitif mahasiswa dalam pemecahan masalah fisika sehingga hasil perkuliahan Fisika Umum I masih rendah. (Panggabean & Irfandi, 2015). Dari pelaksanaan ujian bersama MIPA dasar untuk mata kuliah Fisika Umum I yang dilakukan satu kali dalam satu semester pada Fakultas FMIPA Universitas Negeri Medan menunjukkan hasil yang belum memuaskan. Nilai yang diperoleh mahasiswa mahasiswa hanya berkisar antara 20 – 75 dari skala 100 (FMIPA, 2013). Oleh karena itu perlu ditingkatkan hasil belajar mahasiswa melalui pensinergian seluruh komponen yang mendukung peningkatan hasil belajar mahasiswa pada perkuliahan Fisika Umum I.
Model pembelajaran yang dilaksanakan masih terbatas pada pembelajaran satu arah yakni ceramah, pemanfaatan media juga sangat jarang digunakan. Sementara tuntutan Kurikulum KTSP maupun kurikulum 2013 mengamanahkan pembelajaran Student Centred Learning. Akibatnya minat, motivasi dan hasil belajar mahasiswa menjadi sangat rendah dan cenderung pasif. Oleh karena itu perlu dikembangkan model kolaboratif yang sesuai dengan karakteristik materi dan karakteristik mahasiswa sebagai pembelajar. (Lisiswanti dan Oktadoni, 2015)
Salah satu faktor eksternal yang dapat mempengaruhi perkembangan kognitif mahasiswa adalah dosen. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Slameto (2003) yaitu, guru (dosen) memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas siswa (mahasiswa) dalam belajar mahasiswa dan dosen harus benar-benar memperhatikan, memikirkan dan sekaligus merencakan proses belajar mengajar yang menarik bagi mahasiswa, agar mahasiswa berminat dan semangat belajar dan mau terlibat dalam proses belajar mengajar, sehingga pengajaran tersebut menjadi efektif. Dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan, maka diperlukan berbagai terobosan, baik dalam pengembangan kurikulum, inovasi pembelajaran, dan pemenuhan sarana dan prasarana pendidikan agar mahasiswa tertarik dan tertantang untuk belajar.
Menyikapi masalah di atas, perlu adanya upaya yang dilakukan oleh dosen untuk menggunakan strategi mengajar yang membuat mahasiswa lebih tertarik pada materi Fisika Umum I. Salah satunya dengan menggunakan pembelajaran kolaboratif. Hasil penelitian Clark & Baker (2007) menunjukkan bahwa peberapan pembelajaran kolaboratif pada kelompok yang beragam memberikan hasil yang positif dalam pembelajaran.
Pembelajaran kolaboratif adalah model pembelajaran inovasi dengan menggabungkan berbagai model pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik materi perkuliahan. Berbagai model pembelajaran yang digunakan antara lain : pertama, pembelajaran kooperatif yakni suatu model pembelajaran kelompok-kelompok  kecil secara kolaboratif  yang anggotanya 4-6 orang dengan struktur heterogen (Slavin, 2005). Model pembelajaran kooperatif ditandai dengan adanya struktur tugas, struktur tujuan dan strukur penghargaan yang berbeda dengan model pembelajaran kompetitif maupun individualistik. Struktur tugas mengacu kepada cara pembelajaran yang dilakukan oleh siswa di dalam kelas (Holowarni, et all, 2008). Struktur tujuan didalam pembelajaran kooperatif disebut struktur tujuan kooperatif, ditandai dengan adanya saling ketergantugan positif antar siswa. Artinya keberhasilan  seorang  siswa hanya dan  jika siswa  yang lain di dalam kelompoknya  juga berhasil. (Ibrahim, 2000).
Kedua pembelajaran inquiry. Langkah-langkah dalam pembelajaran inquiry yaitu : orientasi, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, merumuskan data, menguji hipotesis, dan merumuskan kesimpulan (Sanjaya, 2009). Ketiga, pembelajaran berbasis masalah. Menurut Arends (dalam Trianto, 2009), pengajaran berdasarkan masalah merupakan pendekatan pembelajaran dimana mahasiswa mengerjakan masalah autentik dengan maksud menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri, dan keterampilan berpikir, mengembangkan kemandirian, dan percaya diri. Keempat, Project Based Learning (PjBL). Menurut Buck Institute for Education (BIE) (Khamdi, 2007) PjBL adalah model pembelajaran yang melibatkan siswa dalam kegiatan pemecahan masalah dan memberi peluang siswa bekerja secara otonom mengkonstruksi belajar mereka sendiri.
Model pembelajaran kolaboratif di atas diterapkan dengan pendekatan saintifik sebagaimana yang disyaratkan oleh Mendikbud (2013) dalam Permendikbud no. 65 tahun 2013 tentang standar proses pendidikan dengan pendekatan saintifik. Melalui pendekatan saintifik siswa dilatih untuk mampu berfikir logis, runut dan sistematis dengan menggunakan kapasitas berfikir tingkat tinggi (high order thingking) (Sudrajat, 2008)
Secara khusus Mitnik, et all (2009), menjelaskan pembelajaran kolaboratif didasarkan pada model dengan pengetahuan dapat dibuat dalam suatu populasi yang anggotanya secara aktif berinteraksi dengan berbagi pengalaman dan mengambil peran asimetri (berbeda). Dengan kata lain, pembelajaran kolaboratif mengacu pada lingkungan dan metodologi kegiatan peserta didik melakukan tugas umum di mana setiap individu tergantung dan bertanggung jawab satu sama lain melalui percakapan dengan tatap muka (Chiu, M. M. 2008). Berdasarkan teori, bahwa penerapan pembelajaran kolaboratif berbasis pendekatan saintifik pada matakuliah Fisika Umum I dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika. Penelitian ini bertujuan meningkatkan hasil belajar mahasiswa pada perkuliahan Fisika Umum I.

Metode
Penelitian ini dilakukan di Jurusan Fisika FMIPA Unimed pada semester ganjil Tahun Akademik 2016/2017. Sampel pada penelitian ini adalah seluruh mahasiswa program studi pendidikan fisika di kelas A angkatan 2016 yang mengambil mata kuliah Fisika Umum I.
Jenis Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang berlangsung selama tiga sklus dan alurnya dilakukan dengan mengadaptasi alur penelitian tindakan kelas (Kemmis, et all 2014) Adapun alur penelitian ini seperti pada Gambar 1




Gambar 1. Alur PTK (diadaptasi dari Kemmis, et all 2014)


            Siklus pada penelitian ini ada tiga siklus dengan tahapan tiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi dengan uraian sebagai berikut.
Rencana (Planning)
Pada tahap perencanaan, peneliti mengadakan beberapa kali pertemuan untuk membahas teknis pelaksanaan penelitian tindakan kelas, mendata dan mengidentifikasi isi buku teks yang ada di seluruh perpustakaan yang ada di UNIMED yang dapat digunakan untuk menunjang perkuliahan Fisika Umum I, membuat membuat angket atau format observasi, membuat media pembelajaran, membuat rencana pembelajaran sesuai dengan inovasi pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian ini.
Tindakan (Action)
Pada tahap ini, dilaksanakan perkuliahan Fisika Umum I kepada mahasiswa dengan menerapkan model pembelajaran kolaboratif (pembelajaran kooperatif, pembelajaran inquiry, pembelaran berbasis masalah, pembelajaran berbasis proyek) dan menggunakan perpustakaan sebagai sumber referensi. Proses perkuliahan terintegrasi dengan pelaksanaan praktik langsung yang berhubungan dengan materi perkuliahan Fisika Umum I yang sedang didiskusikan dengan pendekatan saintifik.
Pengamatan (Observation)
               Pengamatan dilakukan peneliti di dalam kelas pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Pengamatan dilakukan kepada hasil belajar mahasiswa baik selama tatap muka dan hal-hal yang terjadi selama proses belajar mengajar dan diskusi kelompok. Jumlah observer dalam setiap pertemuan berjumlah satu orang. Instrumen yang digunakan adalah format lembar pengamatan yang dikembangkan berdasarkan tahapan dalam pendekatan saintifik dan indikator-indikator yang sesuai dengan kompetensi pekuliahan Fisika Umum I yang akan dicapai.
Refleksi (Reflection)
Sebelum melakukan refleksi, data yang diperoleh melalui hasil observasi hasil belajar mahasiswa, dianalisis untuk memperoleh gambaran pelaksanaan setiap siklus. Hasil analisis ini digunakan untuk perbaikan pada siklus berikutnya. Refleksi dilakukan berdasarkan hasil analisis data pengamatan yang dilakukan. Hasil analisis data merupakan  bahan dalam menentukan tindakan perbaikan untuk tahap perencanaan pada siklus berikutnya. Dalam kegiatan refleksi dikaji kaitan antara hasil pengamatan dengan pelaksanaan pembelajaran kolaboratif setiap siklus, serta mendeskripsikan perkembangan perkembangan yang dicapai tiap siklus, hambatan-hambatan yang dihadapi, dan upaya penanggulangannya pada siklus selanjutnya.
Adapun cara melakukan analisis data hasil belajar pada saat perkuliahan Fisika Umum I dari lembar pengamatan untuk tiap siklus dengan cara menjumlahkan skor yang diperoleh untuk tiap hasil belajar kemudian jumlah skor dikonversikan dalam bentuk persentase dengan kriteria penilaian :
Sangat baik     = 85 % - 100%           
Baik                 = 75% - 84%
Cukup baik      = 65% - 74%  
Kurang baik     £ 64%             
Peningkatan hasil belajar mahasiswa dihitung menggunakan rumus Gain Ternormalisasi (Hake, R. R, 2007)

Hasil dan Pembahasan
Penelitian ini diawali dengan pelaksanaan pretes dengan menggunakan instrumen tes yang masing-masing terdiri dari 20 soal pilihan ganda pada materi pokok kinematika, dinamika, usaha dan energi. Pemberian pretes bertujuan untuk mendapatkan informasi awal mengenai kemampuan mahasiswa pendidikan fisika kelas A angkatan 2016 sebelum diterapkan pembelajaran kolaboratif Selanjutnya hasil pretes pada materi pokok kinematika, dinamika, usaha dan energi akan dibandingkan dengan hasil postes diakhir pembelajaran untuk mendapatkan informasi dampak pelaksanaan pembelajaran kolaboratif yang diterapkan pada mata kuliah Fisika Umum I dengan materi pokok kinematika, dinamika, dan usaha & energi pada tiap siklus. Setelah pembelajaran selesai dilakukan postes untuk mendapatkan data hasil pelaksanaan tindakan. Adapun hasil pretes dan postes yang diperoleh pada materi pokok kinematika, dinamika, usaha dan energi seperti pada Tabel 1.

Tabel 1. Hasil Pretes dan Postes




Kinematika
Dinamika
Usaha & Energi

Pretes
Postes
Pretes
Postes
Pretes
Postes
Mean
37,08
73,33
38,13
76,88
38,75
82,71
Std. Deviation
6,903
7,173
5,863
6,395
6,124
5,894
Variance
47,645
51,449
34,375
40,897
37,500
34,737
Minimum
25
60
30
65
30
70
Maximum
50
85
50
90
50
95



Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa rata-rata hasil belajar mahasiswa sebelum dilakukan tindakan masih sangat rendah pada materi kinematika, dinamika, usaha dan energi. Untuk itu perlu dilakukan tindakan yang dapat meningkatkan capaian hasil belajar mahasiswa pada materi kinematika, dinamika, usaha dan energi dengan menerapkan pembelajaran kolaboratif berbasis pendekatan saintifik.

Siklus I
Tindakan yang dilakukan pada siklus I terdiri dari dua kali pertemuan, pertemuan pertama mengenai submateri gerak dalam 1 dimensi dan pertemuan kedua mengenai gerak dalam dua dimensi. Kegiatan perkuliahan pada siklus I ini dilakukan sesuai dengan satuan acara perkuliahan I dan satuan acara perkuliahan II. Perkuliahan diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, agar mahasiswa mengetahui kompetensi yang akan dicapai dalam proses pembelajaran dan diberikan kesempatan mengerjakan persoalan fisika pilihan yang terdapat pada modul  secara berkelompok di luar jam perkuliahan terkait dengan materi yang akan dibahas untuk dipresentasikan pada saat perkuliahan berlangsung.
Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran ini lebih ditekankan pada upaya menjadikan mahasiswa aktif dalam menjawab pertanyaan dan mengemukakan pendapat. Hal ini dilakukan dalam rangka upaya meningkatkan hasil belajar mahasiswa pada perkuliahan Fisika Umum I. Langkah-Langkah pembelajaran setiap siklus secara keseluruhan antara lain : 1). Penyampaian tujuan dan memotivasi mahasiswa. 2). Penyajian informasi dalam bentuk demonstrasi atau melalui bahan bacaan. Kegiatan mahasiswa mengamati demonstrasi gerak benda yang berGLBB untuk mengidentifikasi besaran-besaran fisika yang terdapat pada benda yang melakukan GLBB. Selanjutnya mahasiswa diminta untuk membuat dan mengajukan pertanyaan tentang informasi yang belum dipahami sehingga terjadi tanya jawab dan diskusi.  3). Pengorganisasian mahasiswa ke dalam kelompok-kelompok belajar. Mahasiswa dibagi dalam 6 kelompok kecil untuk melakukan percobaan GLB dan GLBB. Dari kegiatan ini mahasiswa mengumpulkan data hasil percobaan yang dilakukan. 4). Membimbing kelompok bekerja dan belajar. Pada bagian ini mahasiswa melakukan pengiolahan dan menganalisis data yang telah diperoleh dari percobaan serta mengasosiasikan fenomena yang dapat dilihat dari percobaan GLB dan GLBB untuk kemudian membuat suatu kesimpulan dari hasil yang diperoleh. Selain mengolah data hasil percobaan, mahasiswa juga diberikan persoalan fisika untuk diselesaikan dalam kelompoknya masing-masing. 5). Asesmen tentang apa yang sudah dipelajari sehingga masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya. Pada bagian ini kelompok mahasiswa mengkomunikasikan hasil pekerjaan kelompok menggunakan projektor di depan kelas.  6). Memberikan penghargaan baik secara kelompok maupun individu. Setelah semua kelompok menyajikan hasil yang diperoleh, dosen mengumumkan kelompok dengan hasil dan penampilan terbaik. Kelompok terbaik diberikan pujian dan penghargaan berupa tambahan nilai. Pada akhir pertemuan siklus I mahasiswa diberikan tes materi kinematika yang terdiri dari 20 soal pilihan ganda untuk mengetahui penguasaan mahasiswa pada materi kinematika yang telah didiskusikan. Kriteria Ketuntasan Minimal yang harus dicapai mahasiswa dari pelaksanaan tes adalah  yaitu nilai minimum kelulusan yang harus diperoleh mahasiswa yang diterapkan di Unimed.
Hasil postes pada siklus I kemudian dibandingkan dengan hasil pretes yang diperoleh sebelum tindakan dilaksanakan untuk mendapatkan data peningkatan hasil belajar yang dicapai mahasiswa dengan melakukan perhitungan nilai Gain Ternormalisasi (Hake, R. R, 2007)

Refleksi Siklus I
Berdasarkan hasil postes 1 pada siklus I nilai rata-rata hasil belajar mahasiswa pada postes I yaitu 73,33 dan gain hasil belajar mahasiswa sudah mengalami peningkatan dalam kategori sedang dengan nilai 0,57. Akan tetapi dari pengamatan tim peneliti terhadap mahasiswa ketika perkuliahan belum seperti yang diharapkan karena mahasiswa belum sepenuhnya aktif ketika perkuliahan  berlangsung. Hal ini terlihat dari terdapat beberapa tidak dapat mempresentasikan di depan kelas karena kelompok tersebut tidak menyelesaikan persoalan fisika yang menjadi bagian kelompoknya. Selain itu, pada beberapa kelompok juga terlihat di dominasi oleh satu orang dari anggota kelompoknya sementara anggota yang lain masih ragu-ragu dan tidak berani tampil di depan kelas ataupun memberikan komentar tentang masalah yang diajukan. Untuk itu, pemberian tindakan masih perlu dilakukan dan diharapkan hasil pada siklus II tidak hanya terdapat peningkatan pada hasil belajar tetapi juga keaktifan mahasiswa saat perkuliahan juga meningkat dari sebelumnya. Adapun kendala-kendala yang dihadapi pada pelaksanaan proses pembelajaran siklus I  dan harus ditingkatkan pada tindakan selanjutnya yaitu: secara keseluruhan mahasiswa tidak percaya diri untuk menyajikan hasil penyelesaian kelompoknya dan masih kurang berani dalam mengajukan pertanyaan, mahasiswa masih belum seluruhnya aktif di dalam kelompok diskusi baik dalam partisipasi menyelesaikan masalah, memberikan jawaban maupun memberikan pendapatnya. Untuk mengatasi kendala-kendala pada siklus I dan untuk meningkatkan hasil belajar mahasiswa, maka perlu dilanjutkan pada siklus II dengan melakukan peningkatan pada aktivitas mahasiswa dengan cara peneliti memberikan motivasi-motivasi dan penghargaan baik berupa pujian dan tambahan nilai kepada mahasiswa untuk merangsang keberanian dan percaya diri mahasiswa.

Siklus II
Pelaksanaan tindakan pada siklus II terdiri dari 2 kali pertemuan. Pertemuan pertama mengenai submateri hukum-hukum Newton tentang gerak dan jenis-jenis gaya. sedangkan pertemuan kedua mengenai aplikasi hukum Newton. Sama halnya pada siklus I, pada siklus II diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, agar mahasiswa mengetahui kompetensi yang akan dicapai dalam proses pembelajaran dan diberikan kesempatan mengerjakan persoalan fisika secara berkelompok di luar jam perkuliahan terkait dengan materi yang akan dibahas untuk dipresentasikan pada saat perkuliahan berlangsung.
Pelaksanaan tindakan yang dilakukan pada siklus II merupakan lanjutan dari siklus I. Langkah-langkah pembelajaran pada siklus II secara umum sama dengan langkah-langkah pembelajaran pada siklus II. Yang membedakan hanya pada materi pokok yang dibahas yaitu Dinamika dan melakukan perbaikan terhadap hal-hal yang masih kurang baik pada siklus I yang diperoleh berdasarkan hasil refleksi tindakan pada siklus I untuk ditingkatkan pada siklus II.
Adapun tindakan yang dilakukan pada siklus II yaitu peneliti memberikan penjelasan mengenai cakupan dinamika. Selanjutnya mahasiswa  yang telah berada pada kelompoknya masing-masing diarahkan untuk melakukan percobaan Hukum Newton dan mendiskusikan pesoalan dinamika di kelompoknya, kemudian mempresentasikan hasil analisis data percobaan dan penyelesaian  masalah persoalan dinamika. Mahasiswa dimotivasi agar berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Mahasiswa juga diminta secara begiliran untuk menyajikan hasil pemecahan masalah yang telah selesai dibuat, mengajukan pertanyaan, pendapat, dan mengevaluasi pemecahan masalah kelompok yang sedang tampil.
Setelah tindakan selesai dilaksanakan, diakhir pertemuan dilakukan pemberian postes materi dinamika untuk mendapatkan informasi dampak pelaksanaan tindakan menggunakan model pembelajaran kolaboratif berbasis pendekatan saintifik. Berdasarkan Tabel 1 rata-rata hasil belajar mahasiswa mengalami peningkatan dari siklus I yaitu sebesar 73,33 menjadi 76,88 pada siklus II. Selanjutnya peningkatan hasil belajar yang dicapai mahasiswa pada siklus II dihitung menggunakan rumus gain ternormalisasi. Dari hasil perhitungan nilai gain hasil belajar masing-masing mahasiswa selanjutnya dilakukan perhitungan nilai gain rata-rata sebesar 0,62. Nilai ini  meningkat sebesar 0,05 dari siklus I.

Refleksi Siklus II
Berdasarkan hasil postes 2 pada siklus II diperoleh nilai rata-rata kelas 76,88 dan nilai gain hasil belajar mahasiswa mengalami peningkatan nilai dari siklus I walaupun masih tetap dalam kategori sedang. Suasana perkuliahan juga lebih aktif jika dibandingkan dengan siklus I. Hal ini tampak dari pengamatan peneliti, yaitu secara keseluruhan mahasiswa dalam kelompoknya telah memiliki keberanian untuk mempresentasikan hasil pekerjaannya walaupun hasilnya belum tepat. Ini menunjukkan bahwa mahasiswa telah mampu menunjukkan langkah kelima pada pendekatan saintifik yaitu mengkomunikasikan. Akan tetapi dari pengamatan tim peneliti terhadap mahasiswa ketika perkuliahan masih ada mahasiswa yang ragu untuk berkomentar dan memberi pendapat. Untuk menghilangkan keraguan pada beberapa mahasiswa tersebut maka peneliti merasa perlu untuk melanjutkan pemberian tindakan selanjutnya pada siklus III, dengan harapan bahwa mahasiswa yang masih ragu-ragu tersebut akan timbul rasa percaya dirinya untuk memberikan pendapatnya

Siklus III
Pelaksanaan tindakan pada siklus III terdiri dari 1 kali pertemuan dengan materi Usaha, Energi, dan Daya. Sama halnya pada siklus I dan II, pada siklus III diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, agar mahasiswa mengetahui kompetensi yang akan dicapai dalam proses pembelajaran dan diberikan kesempatan mengerjakan persoalan fisika secara berkelompok di luar jam perkuliahan terkait dengan materi yang akan dibahas untuk dipresentasikan pada saat perkuliahan berlangsung. Pelaksanaan tindakan yang dilakukan pada siklus III merupakan lanjutan dari siklus II. Langkah-langkah pembelajaran pada siklus III secara umum sama dengan langkah-langkah pembelajaran pada siklus I dan II. Yang membedakan hanya pada materi pokok yang dibahas adalah Usaha dan Energi dan melakukan perbaikan terhadap hal-hal yang masih kurang baik pada siklus II yang diperoleh berdasarkan hasil refleksi tindakan pada siklus II untuk ditingkatkan pada siklus III.
Adapun tindakan yang dilakukan pada siklus III yaitu peneliti memberikan penjelasan mengenai cakupan materi usaha, energi dan daya. Selanjutnya mahasiswa  yang telah berada pada kelompoknya masing-masing diarahkan untuk mempresentasikan penyelesaian  masalah yang berkaitan dengan materi yang sedang dibahas. Mahasiswa dimotivasi oleh peneliti agar berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran terlebih dalam memberikan pendapat. Mahasiswa juga diminta secara begiliran untuk menyajikan hasil pemecahan masalah yang telah selesai dibuat, mengajukan pertanyaan, pendapat, da mengevaluasi pemecahan masalah kelompok yang sedang tampil.Setelah tindakan selesai dilaksanakan, diakhir pertemuan dilakukan pemberian postes materi usaha dan energi untuk mendapatkan informasi dampak pelaksanaan tindakan menggunakan model pembelajaran kolaboratif berbasis pendekatan saintifik.
Dari Tabel 1 rata-rata hasil belajar mahasiswa mengalami peningkatan dibandingkan siklus II yaitu sebesar 76,88 menjadi 82,71 pada siklus III. Ini berarti bahwa tindakan yang diberikan pada siklus III telah dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa lebih baik dibandingkan dengan siklus sebelumnya. Selanjutnya peningkatan hasil belajar yang dicapai seluruh mahasiswa dihitung menggunakan rumus gain ternormalisasi. Dari hasil perhitungan nilai gain hasil belajar masing-masing mahasiswa selanjutnya dilakukan perhitungan nilai gain rata-rata sebesar 0,72 kategori tinggi. Jika dibandingkan dengan nilai gain rata-rata pada siklus II sebesar 0,62, nilai gain rata-rata siklus III menunjukkan adanya peningkatan sebesar 0,10 dari siklus sebelumnya.

Refleksi Siklus III
Berdasarkan evaluasi yang diadakan melalui postes 3, hasil belajar yang diperoleh mahasiswa telah mengalami peningkatan sesuai dengan yang diharapkan. Melalui hasil analisis terhadap hasil tes kompetensi III dan pengamatan peneliti pada siklus III diperoleh hasil bahwa tindakan yang dilakukan pada siklus ini telah berhasil meningkatkan aktivitas dan hasil belajar mahasiswa dengan pendekatan saintifik. Dari pengamatan yang dilakukan peneliti terlihat bahwa seluruh mahasiswa telah aktif  dalam perkuliahan. Keaktifan mahasiswa terus mengalami peningkatan bila dibandingkan dari siklus I, siklus II hingga siklus III. Selain itu peningkatan juga terlihat pada hasil belajar mahasiswa yang telah berhasil mencapai KKM yang telah ditetapkan. Dari hasil tes siklus III diperoleh nilai rata-rata hasil belajar mahasiswa  82,71 dan seluruhnya memperoleh nilai   70. Pada siklus III nilai gain juga meningkat dari siklus II menjadi 0,72 dengan kategori tinggi.
Dari hasil analisis ketiga data postes terhadap data pretes dapat ditampilkan data gain ternormalisasi hasil belajar mahasiswa pada perkuliahan Fisika Umum I seperti pada Tabel 2.


Tabel 2. Peningkatan Hasil Belajar Siklus I, II, dan III


Kinematika
Dinamika
Usaha & Energi

Pretes
Postes
Pretes
Postes
Pretes
Postes
Mean
37,08
73,33
38,13
76,88
38,75
82,71
Gain
0,57
0,62
0,72
Tafsiran
Sedang
Sedang
Tinggi


Tabel 2 memperlihatkan terjadinya peningkatan hasil belajar mahasiswa pada perkuliahan Fisika Umum I dengan materi pokok kinematika, dinamika, usaha dan energy.
Berdasarkan analisis data hasil penelitian didapatkan bahwa penerapan model pembelajaran kolaboratif dengan pendekatan saintifik telah meningkatkan hasil belajar belajar mahasiswa pada perkuliahan Fisika Umum I. Peningkatan hasil belajar mahasiswa pada perkuliahan Fisika Umum I terjadi disebabkan karena pembelajaran kolaboratif memiliki 6 karakteristik, yakni (1) tim berbagi tugas untuk mencapai tujuan pembelajaran, (2) diantara anggota tim saling memberi masukan untuk lebih memahami masalah yang dihadapi, (3) para anggota tim saling menanyakan untuk lebih mengerti secara mendalam, (4) tiap anggota tim menguasakan kepada anggota lain untuk berbicara dan memberi masukan, (5) kerja tim dipertanggungjawabkan ke (orang) yang lain, dan dipertanggung-jawabkan kepada dirinya sendiri, dan (6) diantara anggota tim ada saling ketergantungan (Myers, 1991). Aktivitas pembelajaran kolaboratif membuat berbeda secara luas, tetapi keseluruhan terpusat pada eksplorasi peserta didik, bukan penjelasan pendidik  secara simple atau penjelasan secara mendetail (Smith &Mac Gregor, 1992). 
Pembelajaran kolaboratif dilakukan berbasis pada pendekatan saintifik. Kegiatan perkuliahan dilakukan melalui proses mengamati, menanya, mencoba / mengumpulkan data, mengasosiasi / menalar, dan mengomunikasikan melauli presentasi kelompok didepan kelas. Hal ini berdampak positif terhadap peningkatan kemampuan dan keterampilan mahasiswa mulai dari berani bertanya, berani mengemukakan pendapat, dan percaya diri dalam mempresentasikan hasil kelompoknya.
Penerapan pembelajaran kolaboratif menggunakan model pembelajaran kooperatif pada proses pembelajaran dapat menimbulkan efek terhadap peningkatan partisipasi mahasiswa  dalam kelas (Herrmann, K. J. 2013) dan saling mengemukanan argumen mereka masing-masing. Dari perspektif konstruktivis pembelajaran, dialog dan argumen adalah kesempatan belajar yang berharga bagi mahasiswa (Biggs dan Tang, 2011; Pritchard dan Woollard, 2010), dan dari perspektif ini, intervensi yang dilakukan sebagian berhasil.
 Pembelajaran kooperatif sangat cocok digunakan untuk menerapkan prinsip-prinsip pelaksanaan Kurikulum KKNI karena jika dilihat dampak pembelajarannya secara menyeluruh adalah meningkatkan rasa percaya diri siswa serta berfikir lebih kritis dimana  Slavin (2005), Davidson and Worsham (1992:17), telah membuktikan hasil riset mereka bahwa dampak positif pembelajaran pembelajaran kooperatif adalah : (1) pencapaian hasil belajar yang dapat dipertanggungjawabkan, (2) mengembangkan daya pikir yang tinggi, (3) mengembangkan rasa percaya diri siswa, (4) meningkatkan hubungan inter kelompok, (5) mengembangkan ketrampilan sosial siswa, (6) mengembangkan kemampuan menerima perspektif orang lain. Pembelajaran kooperatif seringkali dimaknai sebagai bagian dari pembelajaran kolaboratif.

Selanjutnya pembelajaran lainnya yang meningkatkan hasil belajar mahasiswa pada perkuliahan Fisika Umum I adalah pemberian tugas proyek melalui Pembelajaran Berbasis Proyek. Pembelajaran Berbasis Proyek dirancang untuk digunakan pada permasalahan komplek yang diperlukan peserta didik dalam melakukan insvestigasi dan memahaminya. Pembelajaran Berbasis Proyek memberikan kesempatan kepada para mahasiswa untuk menggali materi dengan menggunakan berbagai cara yang bermakna bagi dirinya, dan melakukan eksperimen secara kolaboratif.
 Pembelajaran inquiri melalui penyelesaian soal-soal yang terdapat pada modul Fisika Umum I dan Pembelajaran berbasis masalah yang menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang mahasiswa untuk mengembangkan ketrampilan/kreativitas tingkatan berfikir tinggi (HOTS). Hal ini disebabkan model pembelajaran berbasis masalah memiliki beberapa keunggulan seperti yang di kemukakan Riyanto (2010) antara lain : (1) Mahasiswa lebih memahami konsep yang diajarkan sebab mereka sendiri yang menemukan konsep tersebut. (2)   Menuntut   kemampuan   berpikir   tingkat   tinggi   untuk   memecahkan   masalah.   (3) Pengetahuan tertanam berdasarkan schemata yang dimiliki mahasiswa sehingga pembelajaran lebih bermakna. (4) Mahasiswa dapat merasakan manfaat pembelajaran sebab masalah yang dikaji merupakan masalah yang dihadapi dalam kehidupan nyata. (5) Menjadikan mahasiswa menjadi lebih mandiri dan lebih dewasa, termotivasi, mampu memberi aspirasi dan menerima pendapat orang lain, menanamkan sikap sosial yang positif diantara mahasiswa.(6) Pengkondisian mahasiswa dalam belajar kelompok  yang saling berinteraksi, baik dengan dosen maupun teman akan memudahkan mahasiswa mencapai ketuntasan belajar. Hasil penelitian Panggabean, DD dan Irfandi (2015) juga menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar dan hasil belajar mahasiswa. Pembelajaran berbasis masalah merupakan pembelajaran yang menantang mahasiswa untuk “belajar bagaimana belajar”, bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan dunia nyata.
Dengan penerapan beberapa model pembelajaran seperti pembelajaran inkuiri, pembelajaran berbasis proyek, pembelajaran kooperatif sebagai bentuk inovasi pembelajaran dalam bentuk pembelajaran kolaboratif maka kewenangan dosen lebih bersifat direktif atau manajer belajar, sebaliknya, mahasiswalah yang harus lebih aktif. Dalam situasi kolaboratif itu, mahasiswa berinteraksi dengan empati, saling menghormati, dan menerima kekurangan atau kelebihan masing-masing. Dengan cara semacam ini akan tumbuh rasa aman, sehingga memungkinkan mahasiswa menghadapi aneka perubahan dan tuntutan belajar secara bersama-sama. Hal inilah yang pada akhirnya memberikan dampak positif dalam menigkatkan hasil belajar mahasiswa, sehingga dapat disimpulkan terjadi peningkatan hasil belajar mahasiswa pada perkuliahan Fisika Umum I dengan model pembelajaran kolaboratif berbasis pendekatan saintifik.

Penutup
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa Model Pembelajaran Kolaboratif berbasis Pendekatan Saintifik telah meningkatkan hasil belajar mahasiswa pada perkuliahan Fisika Umum I dengan materi pokok Kinematika, Dinamika, Usaha dan Energi. Peningkatan hasil belajar ini terlihat dari nilai gain rata-rata hasil belajar mahasiswa yang mengalami peningkatan kategori sedang pada siklus I dan II, dan kategori tinggi pada siklus III.




Daftar Pustaka

Arends, Dalam Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif Konsep, Landasan Dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Group.
Biggs J and Tang C (2011) Teaching for Quality Learning at University: What the Student Does, 4th edn. Maidenhead: The Society for Research into Higher Education. Open University Press.
Chiu, M. M. (2008). Effects of argumentation on group micro-creativity. Contemporary Educational Psychology, 33, 383 – 402.
Clark, Jill.,& Baker, Trish. 2007. Collaborative learning in diverse groups: a New Zealand experience. Tersedia di http://www.isana.org.au/files/thurs-c2-clark.pdf. diakses tanggal 24 Juni 2015.
Davidson, N., & Worsham, T. (Eds.) (1992). Enhancing thinking throughcooperative learning. New York, NY: Teachers College Press.
Hake, R. R. "Six lessons from the physics education reform effort." Latin american journal of physics education 1.1 (2007): 24-31.
Herrmann, K. J. (2013). The impact of cooperative learning on student engagement: Results from an intervention. Active Learning in Higher Education, 14(3), 175-187.
Holowarni,  B.,  Erviyenni,  Zulhelmi,  Herdina,  (2008).  Model-model Pembelajaran  Inovatif Dalam   Rangka   Inovasi   Pembelajaran,   Pelatihan   Pengembangan   Peningkatan Pembelajaran IPA SMP dan SMA
Ibrahim,   M.,   Rachmadiarti,F.,   Nur,   M.,(2007),   Pembelajaran   Kooperatif,   edisi   ke-1, Surabaya: UNESA-University PRESS.

Kemmis, S., R. Mc Taggart., R. Nixon. (2014). The action research planner : doing critical participatory action research. Singapore : Springer

Khamdi, W. (2007). “Project-Based Learning: Pendekatan Pembelajaran Inovatif”. Makalah. Makalah Disajikan pada Pelatihan Penyusunan Bahan Ajar Guru SMP dan SMA Kota Tarakan. Tarakan, 2007.
Lisiswanti, R dan Oktadoni Saputra. (2015). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketertarikan Mahasiswa Kuliah Dalam Kelas Besar. Lampung : Jurnal Kedokteran Unila Vol. 5, No.9 :115-118
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, (2013). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar Dan Menengah. Jakarta : Kemendikbud
Mitnik, R., Recabarren, M., Nussbaum, M., & Soto, A. (2009). Collaborative Robotic Instruction: A Graph Teaching Experience. Computers & Education, 53(2), 330-34
Myers, J. (1991). Cooperative learning in heterogeneous classes. Cooperative Learning, 11(4).
Panggabean, DD dan Irfandi. (2015). Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Mahasiswa Dengan Penerapan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah Pada Mata Kuliah Fisika Umum 1. Laporan Penelitian . Medan FMIPA Unimed
Pritchard A and Woollard J (2010) Psychology for the Classroom: Constructivism and Social Learning. London and New York: Routledge.
Riyanto, Y. (2010). Paradigma Baru Pembelajaran : Sebagai Referensi bagi Pendidik dalam Implementasi yang Efektif dan Berkualitas. Kencana. Jakarta.
Sanjaya, W. (2009). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses  Kencana. Jakarta
Slavin, R., (2005), Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik, Nusa Media, Bandung. 
Smith, B.L. & MacGregor, J.T. (1992). What is collaborative learning? In Goodsell, A., Maher, M., Tinto, V., Smith, B.L. & MacGregor J. T. (Eds.), Collaborative Learning: A Sourcebook for Higher Education. Pennsylvania State University; USA, National center on postsecondary teaching, learning, and assessment publishing
Sudrajat, A. 2008. Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik dan Model Pembelajaran. Bandung : Sinar Baru Algensindo.



Jurnal Terakreditasi Nasional Dikti dapat didownload di JURNAL PENDIDIKAN FISIKA INDONESIA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar