UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA
PERKULIAHAN FISIKA UMUM I DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOLABORATIF BERBASIS
PENDEKATAN SAINTIFIK
D D Panggabean*, Irfandi,
J Sinuraya
Jurusan Fisika, Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan
ABSTRAK
Penelitian ini
bertujuan meningkatkan hasil belajar mahasiswa pada perkuliahan
Fisika Umum I. Penelitian ini dilaksanakan
di Jurusan Fisika FMIPA
Univesitas Negeri Medan, dengan jenis penelitian tindakan kelas.
Tindakan dilakukan dengan Model Pembelajaran Kolaboratif berbasis Pendekatan
Saintifik. Ada tiga siklus dalam penelitian ini, dengan materi pokok kinematika, dinamika, usaha dan energi. Alat pengumpul data adalah
instrumen hasil belajar mahasiswa dengan jenis pilihan berganda dan merupakan
soal terpilih dari hasil ujicoba terhadap sekelompok mahasiswa pendidikan
fisika yang diolah menggunakan aplikasi SPSS 17.0 dengan hasil dinyatakan valid
dan memiliki reliabilitas tinggi. Sebelum pelaksanaan tindakan, dilakukan
pretes untuk mendapatkan data kemampuan awal mahasiswa. Setelah tindakan
selesai pada tiap siklus, selanjutnya dilakukan postes. Dari penelitian diperoleh nilai gain ternormalisasi hasil belajar mahasiswa meningkat setiap
siklus. Sehingga dapat disimpulkan terdapat
peningkatan hasil
belajar mahasiswa pada perkuliahan Fisika Umum I dengan Model Pembelajaran
Kolaboratif berbasis Pendekatan Saintifik.
Kata Kunci : Model Pembelajaran Kolaboratif, Penelitian
Tindakan Kelas, Hasil Belajar, Pembelajaran
Saintifik.
AN EFFORT
TO IMPROVE STUDENT’S LEARNING OUTCOMES
IN
GENERAL PHYSICS I COURSE BY USING
COLLABORATIVE LEARNING MODEL BASED ON A SCIENTIFIC APPROACH
D D Panggabean*, Irfandi,
J Sinuraya
Department
of Physics, Faculty of
Mathematics and Natural Sciences, State University of Medan
ABSTRACT
This research aimed to improve the learning
outcomes of students on General Physics I course. This research was carried out
in Department of Physics Faculty of Mathematics and Natural Sciences at the
State University of Medan. The type of this research was class action research
using Collaborative Learning Model based on a Scientific Approach. There were
three cycles applied in this research with occupied 3 subject matter, namely:
Kinematics, Dynamics, Work and Energy. A set of 20 multiple choice questions
was used in each cycle as the instrument to measure the student’s learning
outcomes which had been predictively validated. Based on SPSS 17.0 analysis
result, this instrument were declared valid and has high reliability. For each
cycle a pretest and posttest were implemented. The result showed that there was
a significant increase of student learning outcomes for each cycle in respect
to the value of normalized gain.
Keywords: Collaborative Learning Model, Class Action Research, Learning Outcomes, Scientific Learning
Pendahuluan
Fisika Umum I merupakan perkuliahan yang sangat penting bagi perkuliahan
lanjutan di Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan (Unimed).
Keberhasilan mahasiswa pada mata kuliah Fisika Umum I sangat menentukan
keberhasilan mahasiswa pada mata kuliah Fisika lanjutan. Oleh karena itu semua
faktor pendukung perkuliahan ini harus disinergikan untuk meningkatkan hasil
belajar mahasiswa pada perkuliahan Fisika Umum I.
Hasil penelitian pendahuluan
pada mata kuliah Fisika Umum I menunjukkan mahasiswa
masih kurang kemampuannya dalam memahami materi kuliah. Hal ini dapat dilihat
dari hasil belajar yang diperoleh mahasiswa pada semester ganjil 2014/2015 yang
lalu, masih kurang memuaskan yaitu mahasiswa yang memperoleh nilai A sebanyak 21,875
%, nilai B sebanyak 71.875 %, dan nilai C sebanyak 6,25 % dengan jumlah
mahasiswa 32 orang dalam satu kelas. Keadaan ini disebabkan karena penguasaan
konsep fisika mahasiswa secara umum rendah ketika berada di SMA dan
pembelajaran masih belum memaksimalkan kemampuan kognitif mahasiswa dalam
pemecahan masalah fisika sehingga hasil perkuliahan Fisika Umum I masih rendah.
(Panggabean & Irfandi, 2015). Dari pelaksanaan ujian bersama MIPA dasar
untuk mata kuliah Fisika Umum I yang dilakukan satu kali dalam satu semester
pada Fakultas FMIPA Universitas Negeri Medan menunjukkan hasil yang belum
memuaskan. Nilai yang diperoleh mahasiswa mahasiswa hanya berkisar antara 20 –
75 dari skala 100 (FMIPA, 2013). Oleh karena itu perlu ditingkatkan hasil
belajar mahasiswa melalui pensinergian seluruh komponen yang mendukung
peningkatan hasil belajar mahasiswa pada perkuliahan Fisika Umum I.
Model pembelajaran yang
dilaksanakan masih terbatas pada pembelajaran satu arah yakni ceramah,
pemanfaatan media juga sangat jarang digunakan. Sementara tuntutan Kurikulum
KTSP maupun kurikulum 2013 mengamanahkan pembelajaran Student Centred
Learning. Akibatnya minat, motivasi dan hasil belajar mahasiswa menjadi
sangat rendah dan cenderung pasif. Oleh karena itu perlu dikembangkan model
kolaboratif yang sesuai dengan karakteristik materi dan karakteristik mahasiswa
sebagai pembelajar. (Lisiswanti dan Oktadoni, 2015)
Salah satu faktor
eksternal yang dapat mempengaruhi perkembangan kognitif mahasiswa adalah dosen.
Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Slameto
(2003)
yaitu, guru (dosen) memegang peranan penting dalam peningkatan
kualitas siswa (mahasiswa) dalam belajar mahasiswa dan dosen harus benar-benar
memperhatikan, memikirkan dan sekaligus merencakan proses belajar mengajar yang
menarik bagi mahasiswa, agar mahasiswa berminat dan semangat belajar dan mau
terlibat dalam proses belajar mengajar, sehingga pengajaran tersebut menjadi
efektif.
Dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan, maka
diperlukan berbagai terobosan, baik dalam pengembangan kurikulum, inovasi
pembelajaran, dan pemenuhan sarana dan prasarana pendidikan agar mahasiswa
tertarik dan tertantang untuk belajar.
Menyikapi
masalah di atas, perlu adanya upaya yang dilakukan oleh dosen untuk menggunakan
strategi mengajar yang membuat mahasiswa lebih tertarik pada materi Fisika Umum
I. Salah satunya dengan menggunakan pembelajaran kolaboratif. Hasil penelitian Clark
& Baker (2007) menunjukkan bahwa peberapan pembelajaran kolaboratif pada
kelompok yang beragam memberikan hasil yang positif dalam pembelajaran.
Pembelajaran
kolaboratif adalah model
pembelajaran inovasi dengan menggabungkan berbagai model pembelajaran yang
disesuaikan dengan karakteristik materi perkuliahan.
Berbagai model pembelajaran yang digunakan antara lain : pertama, pembelajaran kooperatif yakni suatu model
pembelajaran
kelompok-kelompok
kecil secara kolaboratif yang anggotanya 4-6 orang
dengan struktur heterogen (Slavin,
2005). Model pembelajaran kooperatif
ditandai dengan adanya
struktur tugas, struktur tujuan dan strukur penghargaan yang
berbeda dengan model pembelajaran kompetitif maupun individualistik. Struktur tugas mengacu kepada cara pembelajaran yang dilakukan
oleh siswa di dalam kelas (Holowarni, et all, 2008). Struktur tujuan didalam
pembelajaran kooperatif disebut struktur tujuan
kooperatif, ditandai dengan adanya saling ketergantugan positif
antar siswa. Artinya
keberhasilan seorang siswa hanya dan
jika siswa yang lain di dalam kelompoknya juga berhasil. (Ibrahim, 2000).
Kedua pembelajaran inquiry. Langkah-langkah dalam pembelajaran inquiry yaitu : orientasi, merumuskan masalah, merumuskan
hipotesis, merumuskan data, menguji hipotesis, dan merumuskan kesimpulan (Sanjaya,
2009). Ketiga, pembelajaran berbasis masalah. Menurut Arends (dalam Trianto,
2009), pengajaran berdasarkan masalah merupakan pendekatan pembelajaran dimana
mahasiswa mengerjakan masalah autentik dengan maksud menyusun pengetahuan
mereka sendiri, mengembangkan inkuiri, dan keterampilan berpikir, mengembangkan
kemandirian, dan percaya diri. Keempat, Project Based Learning (PjBL). Menurut Buck Institute for Education (BIE) (Khamdi,
2007) PjBL adalah model pembelajaran yang melibatkan
siswa
dalam kegiatan pemecahan masalah dan memberi
peluang siswa bekerja secara otonom mengkonstruksi belajar
mereka sendiri.
Model pembelajaran kolaboratif di atas diterapkan dengan
pendekatan saintifik sebagaimana yang disyaratkan oleh Mendikbud (2013) dalam Permendikbud no. 65 tahun 2013 tentang standar proses pendidikan dengan pendekatan saintifik. Melalui pendekatan saintifik
siswa dilatih untuk mampu berfikir logis, runut dan sistematis dengan menggunakan kapasitas berfikir
tingkat tinggi (high order thingking) (Sudrajat, 2008)
Secara khusus Mitnik, et all
(2009), menjelaskan pembelajaran kolaboratif didasarkan pada model dengan
pengetahuan dapat dibuat dalam suatu populasi yang anggotanya secara aktif
berinteraksi dengan berbagi pengalaman dan mengambil peran asimetri (berbeda).
Dengan kata lain, pembelajaran kolaboratif mengacu pada lingkungan dan metodologi
kegiatan peserta didik melakukan tugas umum di mana setiap individu tergantung
dan bertanggung jawab satu sama lain melalui percakapan dengan tatap muka (Chiu, M. M. 2008). Berdasarkan teori, bahwa
penerapan pembelajaran kolaboratif berbasis pendekatan saintifik pada
matakuliah Fisika Umum I dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa Program
Studi Pendidikan Fisika. Penelitian ini
bertujuan meningkatkan hasil belajar mahasiswa pada perkuliahan
Fisika Umum I.
Metode
Penelitian ini dilakukan di Jurusan Fisika
FMIPA Unimed pada semester ganjil Tahun Akademik 2016/2017. Sampel pada penelitian
ini adalah seluruh mahasiswa program studi pendidikan fisika di kelas A angkatan
2016 yang mengambil mata kuliah Fisika Umum I.
Jenis Penelitian ini
adalah penelitian tindakan kelas yang berlangsung selama tiga sklus dan alurnya
dilakukan dengan mengadaptasi alur penelitian tindakan kelas (Kemmis, et all 2014) Adapun alur penelitian ini seperti
pada Gambar 1
Gambar 1. Alur PTK (diadaptasi dari Kemmis, et all 2014)
Siklus
pada penelitian ini ada tiga siklus dengan tahapan tiap siklus terdiri dari
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi dengan uraian sebagai berikut.
Rencana (Planning)
Pada
tahap perencanaan, peneliti mengadakan beberapa kali pertemuan untuk membahas
teknis pelaksanaan penelitian tindakan kelas, mendata dan mengidentifikasi isi
buku teks yang ada di seluruh perpustakaan yang ada di UNIMED yang dapat
digunakan untuk menunjang perkuliahan Fisika Umum I, membuat membuat angket
atau format observasi, membuat media pembelajaran, membuat rencana pembelajaran
sesuai dengan inovasi pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian ini.
Tindakan
(Action)
Pada tahap ini,
dilaksanakan perkuliahan Fisika Umum I kepada mahasiswa dengan menerapkan model
pembelajaran kolaboratif (pembelajaran kooperatif, pembelajaran inquiry, pembelaran berbasis masalah,
pembelajaran berbasis proyek) dan menggunakan perpustakaan sebagai sumber
referensi. Proses perkuliahan terintegrasi dengan pelaksanaan praktik langsung
yang berhubungan dengan materi perkuliahan Fisika Umum I yang sedang
didiskusikan dengan pendekatan saintifik.
Pengamatan
(Observation)
Pengamatan dilakukan peneliti di dalam kelas pada saat
kegiatan belajar mengajar berlangsung. Pengamatan dilakukan kepada hasil
belajar mahasiswa baik selama tatap muka dan hal-hal yang terjadi selama proses
belajar mengajar dan diskusi kelompok. Jumlah observer dalam setiap pertemuan
berjumlah satu orang. Instrumen yang digunakan adalah format lembar pengamatan
yang dikembangkan berdasarkan tahapan dalam pendekatan saintifik dan indikator-indikator
yang sesuai dengan kompetensi pekuliahan Fisika Umum I yang akan dicapai.
Refleksi (Reflection)
Sebelum melakukan
refleksi, data yang diperoleh melalui hasil observasi hasil belajar mahasiswa,
dianalisis untuk memperoleh gambaran pelaksanaan setiap siklus. Hasil analisis
ini digunakan untuk perbaikan pada siklus berikutnya. Refleksi dilakukan
berdasarkan hasil analisis data pengamatan yang dilakukan. Hasil analisis data
merupakan bahan dalam menentukan
tindakan perbaikan untuk tahap perencanaan pada siklus berikutnya. Dalam
kegiatan refleksi dikaji kaitan antara hasil pengamatan dengan pelaksanaan pembelajaran
kolaboratif setiap siklus, serta mendeskripsikan perkembangan perkembangan yang
dicapai tiap siklus, hambatan-hambatan yang dihadapi, dan upaya
penanggulangannya pada siklus selanjutnya.
Adapun cara melakukan
analisis data hasil belajar pada saat perkuliahan Fisika Umum I dari lembar pengamatan
untuk tiap siklus dengan cara menjumlahkan skor yang diperoleh untuk tiap hasil
belajar kemudian jumlah skor dikonversikan dalam bentuk persentase dengan kriteria penilaian :
Sangat baik = 85 % - 100%
Baik = 75% - 84%
Cukup baik =
65% - 74%
Kurang baik £ 64%
Peningkatan hasil belajar mahasiswa dihitung
menggunakan rumus Gain Ternormalisasi
(Hake, R.
R, 2007)
Hasil dan
Pembahasan
Penelitian ini diawali
dengan pelaksanaan pretes dengan menggunakan instrumen tes yang masing-masing
terdiri dari 20 soal pilihan ganda pada materi pokok kinematika, dinamika,
usaha dan energi. Pemberian pretes bertujuan untuk mendapatkan informasi awal
mengenai kemampuan mahasiswa pendidikan fisika kelas A angkatan 2016 sebelum
diterapkan pembelajaran kolaboratif Selanjutnya hasil pretes pada materi pokok
kinematika, dinamika, usaha dan energi akan dibandingkan dengan hasil postes
diakhir pembelajaran untuk mendapatkan informasi dampak pelaksanaan
pembelajaran kolaboratif yang diterapkan pada mata kuliah Fisika Umum I dengan
materi pokok kinematika, dinamika, dan usaha & energi pada tiap siklus.
Setelah pembelajaran selesai dilakukan postes untuk mendapatkan data hasil
pelaksanaan tindakan. Adapun hasil pretes dan postes yang diperoleh pada materi
pokok kinematika, dinamika, usaha dan energi seperti pada Tabel 1.
Tabel 1. Hasil Pretes dan Postes
Kinematika
|
Dinamika
|
Usaha & Energi
|
|||||
Pretes
|
Postes
|
Pretes
|
Postes
|
Pretes
|
Postes
|
||
Mean
|
37,08
|
73,33
|
38,13
|
76,88
|
38,75
|
82,71
|
|
Std. Deviation
|
6,903
|
7,173
|
5,863
|
6,395
|
6,124
|
5,894
|
|
Variance
|
47,645
|
51,449
|
34,375
|
40,897
|
37,500
|
34,737
|
|
Minimum
|
25
|
60
|
30
|
65
|
30
|
70
|
|
Maximum
|
50
|
85
|
50
|
90
|
50
|
95
|
Dari Tabel 1 dapat
dilihat bahwa rata-rata hasil belajar mahasiswa sebelum dilakukan tindakan
masih sangat rendah pada materi kinematika, dinamika, usaha dan energi. Untuk
itu perlu dilakukan tindakan yang dapat meningkatkan capaian hasil belajar
mahasiswa pada materi kinematika, dinamika, usaha dan energi dengan menerapkan
pembelajaran kolaboratif berbasis pendekatan saintifik.
Siklus I
Tindakan yang dilakukan
pada siklus I terdiri dari dua kali pertemuan, pertemuan pertama mengenai
submateri gerak dalam 1 dimensi dan pertemuan kedua mengenai gerak dalam dua dimensi.
Kegiatan perkuliahan pada siklus I ini dilakukan sesuai dengan satuan acara
perkuliahan I dan satuan acara perkuliahan II. Perkuliahan diawali dengan
penyampaian tujuan pembelajaran, agar mahasiswa mengetahui kompetensi yang akan
dicapai dalam proses pembelajaran dan diberikan kesempatan mengerjakan
persoalan fisika pilihan yang terdapat pada modul secara berkelompok di luar jam perkuliahan
terkait dengan materi yang akan dibahas untuk dipresentasikan pada saat
perkuliahan berlangsung.
Pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran ini lebih ditekankan pada upaya
menjadikan mahasiswa aktif dalam menjawab pertanyaan dan mengemukakan pendapat.
Hal ini dilakukan dalam rangka upaya meningkatkan hasil belajar mahasiswa pada
perkuliahan Fisika Umum I. Langkah-Langkah pembelajaran setiap siklus secara
keseluruhan antara lain : 1). Penyampaian tujuan dan memotivasi mahasiswa. 2).
Penyajian informasi dalam bentuk demonstrasi atau melalui bahan bacaan. Kegiatan
mahasiswa mengamati demonstrasi gerak benda yang berGLBB untuk mengidentifikasi
besaran-besaran fisika yang terdapat pada benda yang melakukan GLBB.
Selanjutnya mahasiswa diminta untuk membuat dan mengajukan pertanyaan tentang
informasi yang belum dipahami sehingga terjadi tanya jawab dan diskusi. 3). Pengorganisasian mahasiswa ke dalam
kelompok-kelompok belajar. Mahasiswa dibagi dalam 6 kelompok kecil untuk
melakukan percobaan GLB dan GLBB. Dari kegiatan ini mahasiswa mengumpulkan data
hasil percobaan yang dilakukan. 4). Membimbing kelompok bekerja dan belajar.
Pada bagian ini mahasiswa melakukan pengiolahan dan menganalisis data yang
telah diperoleh dari percobaan serta mengasosiasikan fenomena yang dapat
dilihat dari percobaan GLB dan GLBB untuk kemudian membuat suatu kesimpulan
dari hasil yang diperoleh. Selain mengolah data hasil percobaan, mahasiswa juga
diberikan persoalan fisika untuk diselesaikan dalam kelompoknya masing-masing.
5). Asesmen tentang apa yang sudah dipelajari sehingga masing-masing kelompok mempresentasikan
hasil kerjanya. Pada bagian ini kelompok mahasiswa mengkomunikasikan hasil pekerjaan
kelompok menggunakan projektor di depan kelas. 6). Memberikan penghargaan baik secara
kelompok maupun individu. Setelah semua kelompok menyajikan hasil yang
diperoleh, dosen mengumumkan kelompok dengan hasil dan penampilan terbaik.
Kelompok terbaik diberikan pujian dan penghargaan berupa tambahan nilai. Pada
akhir pertemuan siklus I mahasiswa diberikan tes materi kinematika yang terdiri
dari 20 soal pilihan ganda untuk mengetahui penguasaan mahasiswa pada materi
kinematika yang telah didiskusikan. Kriteria Ketuntasan Minimal yang harus
dicapai mahasiswa dari pelaksanaan tes adalah yaitu nilai minimum
kelulusan yang harus diperoleh mahasiswa yang diterapkan di Unimed.
Hasil postes pada siklus I kemudian
dibandingkan dengan hasil pretes yang diperoleh sebelum tindakan dilaksanakan
untuk mendapatkan data peningkatan hasil belajar yang dicapai mahasiswa dengan
melakukan perhitungan nilai Gain
Ternormalisasi (Hake,
R. R, 2007)
Refleksi
Siklus I
Berdasarkan hasil
postes 1 pada siklus I nilai rata-rata hasil belajar
mahasiswa pada postes I yaitu 73,33 dan gain hasil belajar mahasiswa sudah mengalami
peningkatan dalam kategori sedang dengan nilai 0,57. Akan tetapi dari
pengamatan tim peneliti terhadap mahasiswa ketika perkuliahan belum seperti
yang diharapkan karena mahasiswa belum sepenuhnya aktif ketika perkuliahan berlangsung. Hal ini terlihat dari terdapat
beberapa tidak dapat mempresentasikan di depan kelas karena kelompok tersebut
tidak menyelesaikan persoalan fisika yang menjadi bagian kelompoknya. Selain
itu, pada beberapa kelompok juga terlihat di dominasi oleh satu orang dari
anggota kelompoknya sementara anggota yang lain masih ragu-ragu dan tidak
berani tampil di depan kelas ataupun memberikan komentar tentang masalah yang
diajukan. Untuk itu, pemberian tindakan masih perlu dilakukan dan diharapkan
hasil pada siklus II tidak hanya terdapat peningkatan pada hasil belajar tetapi
juga keaktifan mahasiswa saat perkuliahan juga meningkat dari sebelumnya.
Adapun kendala-kendala yang dihadapi pada pelaksanaan proses pembelajaran
siklus I dan harus ditingkatkan pada
tindakan selanjutnya yaitu: secara keseluruhan mahasiswa tidak percaya diri
untuk menyajikan hasil penyelesaian kelompoknya dan masih kurang berani dalam
mengajukan pertanyaan, mahasiswa masih belum seluruhnya aktif di dalam kelompok
diskusi baik dalam partisipasi menyelesaikan masalah, memberikan jawaban maupun
memberikan pendapatnya. Untuk mengatasi kendala-kendala pada siklus I dan untuk
meningkatkan hasil belajar mahasiswa, maka perlu dilanjutkan pada siklus II
dengan melakukan peningkatan pada aktivitas mahasiswa dengan cara peneliti
memberikan motivasi-motivasi dan penghargaan baik berupa pujian dan tambahan
nilai kepada mahasiswa untuk merangsang keberanian dan percaya diri mahasiswa.
Siklus II
Pelaksanaan tindakan
pada siklus II terdiri dari 2 kali pertemuan. Pertemuan pertama mengenai
submateri hukum-hukum Newton tentang gerak dan jenis-jenis gaya. sedangkan
pertemuan kedua mengenai aplikasi hukum Newton. Sama halnya pada siklus I, pada
siklus II diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, agar mahasiswa
mengetahui kompetensi yang akan dicapai dalam proses pembelajaran dan diberikan
kesempatan mengerjakan persoalan fisika secara berkelompok di luar jam
perkuliahan terkait dengan materi yang akan dibahas untuk dipresentasikan pada
saat perkuliahan berlangsung.
Pelaksanaan tindakan
yang dilakukan pada siklus II merupakan lanjutan dari siklus I. Langkah-langkah
pembelajaran pada siklus II secara umum sama dengan langkah-langkah
pembelajaran pada siklus II. Yang membedakan hanya pada materi pokok yang
dibahas yaitu Dinamika dan melakukan perbaikan terhadap hal-hal yang masih
kurang baik pada siklus I yang diperoleh berdasarkan hasil refleksi tindakan
pada siklus I untuk ditingkatkan pada siklus II.
Adapun tindakan yang
dilakukan pada siklus II yaitu peneliti memberikan penjelasan mengenai cakupan
dinamika. Selanjutnya mahasiswa yang
telah berada pada kelompoknya masing-masing diarahkan untuk melakukan percobaan
Hukum Newton dan mendiskusikan pesoalan dinamika di kelompoknya, kemudian
mempresentasikan hasil analisis data percobaan dan penyelesaian masalah persoalan dinamika. Mahasiswa
dimotivasi agar berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Mahasiswa juga
diminta secara begiliran untuk menyajikan hasil pemecahan masalah yang telah
selesai dibuat, mengajukan pertanyaan, pendapat, dan mengevaluasi pemecahan
masalah kelompok yang sedang tampil.
Setelah tindakan
selesai dilaksanakan, diakhir pertemuan dilakukan pemberian postes materi
dinamika untuk mendapatkan informasi dampak pelaksanaan tindakan menggunakan
model pembelajaran kolaboratif berbasis pendekatan saintifik. Berdasarkan Tabel 1 rata-rata hasil belajar mahasiswa mengalami
peningkatan dari siklus I yaitu sebesar 73,33 menjadi 76,88 pada siklus II. Selanjutnya peningkatan hasil belajar yang
dicapai mahasiswa pada siklus II dihitung menggunakan rumus gain ternormalisasi.
Dari hasil perhitungan nilai gain hasil belajar masing-masing mahasiswa
selanjutnya dilakukan perhitungan nilai gain rata-rata sebesar 0,62. Nilai ini meningkat sebesar 0,05 dari siklus I.
Refleksi
Siklus II
Berdasarkan hasil postes 2 pada siklus II
diperoleh nilai rata-rata kelas 76,88 dan nilai gain hasil belajar mahasiswa
mengalami peningkatan nilai dari siklus I walaupun masih tetap dalam kategori
sedang. Suasana perkuliahan juga lebih aktif jika dibandingkan dengan siklus I.
Hal ini tampak dari pengamatan peneliti, yaitu secara keseluruhan mahasiswa
dalam kelompoknya telah memiliki keberanian untuk mempresentasikan hasil
pekerjaannya walaupun hasilnya belum tepat. Ini menunjukkan bahwa mahasiswa
telah mampu menunjukkan langkah kelima pada pendekatan saintifik yaitu
mengkomunikasikan. Akan tetapi dari pengamatan tim peneliti terhadap mahasiswa
ketika perkuliahan masih ada mahasiswa yang ragu untuk berkomentar dan memberi
pendapat. Untuk menghilangkan keraguan pada beberapa mahasiswa tersebut maka
peneliti merasa perlu untuk melanjutkan pemberian tindakan selanjutnya pada
siklus III, dengan harapan bahwa mahasiswa yang masih ragu-ragu tersebut akan
timbul rasa percaya dirinya untuk memberikan pendapatnya
Siklus III
Pelaksanaan tindakan
pada siklus III terdiri dari 1 kali pertemuan dengan materi Usaha, Energi, dan
Daya. Sama halnya pada siklus I dan II, pada siklus III diawali dengan
penyampaian tujuan pembelajaran, agar mahasiswa mengetahui kompetensi yang akan
dicapai dalam proses pembelajaran dan diberikan kesempatan mengerjakan
persoalan fisika secara berkelompok di luar jam perkuliahan terkait dengan
materi yang akan dibahas untuk dipresentasikan pada saat perkuliahan
berlangsung. Pelaksanaan tindakan yang dilakukan pada siklus III merupakan
lanjutan dari siklus II. Langkah-langkah pembelajaran pada siklus III secara
umum sama dengan langkah-langkah pembelajaran pada siklus I dan II. Yang
membedakan hanya pada materi pokok yang dibahas adalah Usaha dan Energi dan
melakukan perbaikan terhadap hal-hal yang masih kurang baik pada siklus II yang
diperoleh berdasarkan hasil refleksi tindakan pada siklus II untuk ditingkatkan
pada siklus III.
Adapun tindakan yang
dilakukan pada siklus III yaitu peneliti memberikan penjelasan mengenai cakupan
materi usaha, energi dan daya. Selanjutnya mahasiswa yang telah berada pada kelompoknya
masing-masing diarahkan untuk mempresentasikan penyelesaian masalah yang berkaitan dengan materi yang
sedang dibahas. Mahasiswa dimotivasi oleh peneliti agar berpartisipasi aktif
dalam proses pembelajaran terlebih dalam memberikan pendapat. Mahasiswa juga
diminta secara begiliran untuk menyajikan hasil pemecahan masalah yang telah
selesai dibuat, mengajukan pertanyaan, pendapat, da mengevaluasi pemecahan
masalah kelompok yang sedang tampil.Setelah tindakan selesai dilaksanakan,
diakhir pertemuan dilakukan pemberian postes materi usaha dan energi untuk
mendapatkan informasi dampak pelaksanaan tindakan menggunakan model
pembelajaran kolaboratif berbasis pendekatan saintifik.
Dari Tabel 1 rata-rata hasil belajar mahasiswa mengalami peningkatan
dibandingkan siklus II yaitu sebesar 76,88 menjadi 82,71 pada siklus III. Ini
berarti bahwa tindakan yang diberikan pada siklus III telah dapat meningkatkan
hasil belajar mahasiswa lebih baik dibandingkan dengan siklus sebelumnya. Selanjutnya peningkatan hasil belajar yang
dicapai seluruh mahasiswa dihitung menggunakan rumus gain ternormalisasi. Dari
hasil perhitungan nilai gain hasil belajar masing-masing mahasiswa selanjutnya dilakukan
perhitungan nilai gain rata-rata sebesar 0,72 kategori tinggi. Jika
dibandingkan dengan nilai gain rata-rata pada siklus II sebesar 0,62, nilai
gain rata-rata siklus III menunjukkan adanya peningkatan sebesar 0,10 dari
siklus sebelumnya.
Refleksi Siklus III
Berdasarkan evaluasi
yang diadakan melalui postes 3, hasil belajar yang diperoleh mahasiswa telah
mengalami peningkatan sesuai dengan yang diharapkan. Melalui hasil analisis
terhadap hasil tes kompetensi III dan pengamatan peneliti pada siklus III
diperoleh hasil bahwa tindakan yang dilakukan pada siklus ini telah berhasil
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar mahasiswa dengan pendekatan saintifik.
Dari pengamatan yang dilakukan peneliti terlihat bahwa seluruh mahasiswa telah
aktif dalam perkuliahan. Keaktifan
mahasiswa terus mengalami peningkatan bila dibandingkan dari siklus I, siklus
II hingga siklus III. Selain itu peningkatan juga terlihat pada hasil belajar
mahasiswa yang telah berhasil mencapai KKM yang telah ditetapkan. Dari hasil
tes siklus III diperoleh nilai rata-rata hasil belajar mahasiswa 82,71 dan seluruhnya memperoleh nilai 70. Pada siklus III nilai gain juga meningkat
dari siklus II menjadi 0,72 dengan kategori tinggi.
Dari hasil analisis ketiga data postes terhadap
data pretes dapat ditampilkan data gain ternormalisasi hasil belajar mahasiswa
pada perkuliahan Fisika Umum I seperti pada Tabel 2.
Tabel 2. Peningkatan
Hasil Belajar Siklus I, II, dan III
|
|||||||
Kinematika
|
Dinamika
|
Usaha & Energi
|
|||||
Pretes
|
Postes
|
Pretes
|
Postes
|
Pretes
|
Postes
|
||
Mean
|
37,08
|
73,33
|
38,13
|
76,88
|
38,75
|
82,71
|
|
Gain
|
0,57
|
0,62
|
0,72
|
||||
Tafsiran
|
Sedang
|
Sedang
|
Tinggi
|
Tabel 2 memperlihatkan
terjadinya peningkatan hasil belajar mahasiswa pada perkuliahan Fisika Umum I
dengan materi pokok kinematika, dinamika, usaha dan energy.
Berdasarkan analisis
data hasil penelitian didapatkan bahwa penerapan model pembelajaran kolaboratif
dengan pendekatan saintifik telah meningkatkan hasil belajar belajar mahasiswa
pada perkuliahan Fisika Umum I. Peningkatan hasil belajar mahasiswa pada
perkuliahan Fisika Umum I terjadi disebabkan karena pembelajaran kolaboratif
memiliki 6 karakteristik, yakni (1) tim berbagi tugas untuk mencapai tujuan
pembelajaran, (2) diantara anggota tim saling memberi masukan untuk lebih
memahami masalah yang dihadapi, (3) para anggota tim saling menanyakan untuk
lebih mengerti secara mendalam, (4) tiap anggota tim menguasakan kepada anggota
lain untuk berbicara dan memberi masukan, (5) kerja tim dipertanggungjawabkan
ke (orang) yang lain, dan dipertanggung-jawabkan kepada dirinya sendiri, dan
(6) diantara anggota tim ada saling ketergantungan (Myers, 1991). Aktivitas
pembelajaran kolaboratif membuat berbeda secara luas, tetapi keseluruhan
terpusat pada eksplorasi peserta didik, bukan penjelasan pendidik secara simple atau penjelasan secara
mendetail (Smith &Mac Gregor, 1992).
Pembelajaran
kolaboratif dilakukan berbasis pada pendekatan saintifik. Kegiatan perkuliahan dilakukan melalui proses
mengamati, menanya, mencoba / mengumpulkan data, mengasosiasi / menalar, dan
mengomunikasikan melauli presentasi kelompok didepan kelas. Hal ini
berdampak positif terhadap peningkatan kemampuan dan keterampilan mahasiswa mulai
dari berani bertanya, berani mengemukakan pendapat, dan percaya diri dalam
mempresentasikan hasil kelompoknya.
Penerapan pembelajaran
kolaboratif menggunakan model pembelajaran kooperatif pada proses
pembelajaran dapat menimbulkan efek terhadap peningkatan
partisipasi mahasiswa dalam kelas (Herrmann, K. J. 2013)
dan saling mengemukanan argumen mereka masing-masing. Dari perspektif
konstruktivis pembelajaran,
dialog dan argumen adalah kesempatan belajar yang
berharga
bagi mahasiswa (Biggs dan Tang, 2011;
Pritchard dan Woollard, 2010),
dan dari perspektif ini,
intervensi yang dilakukan sebagian berhasil.
Pembelajaran kooperatif sangat cocok digunakan untuk menerapkan prinsip-prinsip pelaksanaan
Kurikulum KKNI karena jika dilihat dampak pembelajarannya secara menyeluruh
adalah meningkatkan rasa percaya diri siswa serta berfikir lebih kritis dimana Slavin (2005), Davidson and Worsham
(1992:17), telah membuktikan hasil riset mereka bahwa dampak positif
pembelajaran pembelajaran
kooperatif adalah : (1) pencapaian hasil belajar yang
dapat dipertanggungjawabkan, (2) mengembangkan daya pikir yang tinggi, (3)
mengembangkan rasa percaya diri siswa, (4) meningkatkan hubungan inter
kelompok, (5) mengembangkan ketrampilan sosial siswa, (6) mengembangkan
kemampuan menerima perspektif orang lain.
Pembelajaran
kooperatif seringkali dimaknai sebagai bagian dari pembelajaran
kolaboratif.
Selanjutnya
pembelajaran lainnya yang meningkatkan hasil
belajar mahasiswa pada perkuliahan Fisika Umum I adalah pemberian tugas proyek
melalui Pembelajaran Berbasis Proyek. Pembelajaran Berbasis Proyek dirancang
untuk digunakan pada permasalahan komplek yang diperlukan peserta didik dalam
melakukan insvestigasi dan memahaminya. Pembelajaran Berbasis Proyek memberikan
kesempatan kepada para mahasiswa untuk menggali materi dengan menggunakan
berbagai cara yang bermakna bagi dirinya, dan melakukan eksperimen secara
kolaboratif.
Pembelajaran inquiri melalui penyelesaian
soal-soal yang terdapat pada modul Fisika Umum I dan Pembelajaran berbasis
masalah yang menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang mahasiswa untuk
mengembangkan ketrampilan/kreativitas tingkatan berfikir tinggi (HOTS). Hal ini
disebabkan model pembelajaran berbasis masalah memiliki beberapa keunggulan seperti
yang di kemukakan Riyanto (2010)
antara lain : (1) Mahasiswa lebih memahami konsep yang diajarkan sebab mereka sendiri yang menemukan konsep tersebut.
(2) Menuntut kemampuan
berpikir tingkat tinggi untuk memecahkan masalah.
(3) Pengetahuan tertanam berdasarkan schemata yang dimiliki mahasiswa sehingga
pembelajaran lebih bermakna.
(4) Mahasiswa dapat merasakan manfaat pembelajaran sebab masalah yang
dikaji merupakan masalah yang dihadapi dalam kehidupan nyata. (5) Menjadikan mahasiswa
menjadi
lebih mandiri dan lebih dewasa, termotivasi, mampu memberi aspirasi dan menerima
pendapat orang lain, menanamkan
sikap sosial yang positif diantara mahasiswa.(6) Pengkondisian mahasiswa dalam belajar kelompok
yang saling berinteraksi, baik dengan
dosen maupun teman akan memudahkan mahasiswa
mencapai ketuntasan belajar.
Hasil penelitian Panggabean, DD dan Irfandi (2015) juga menunjukkan adanya
peningkatan hasil belajar dan hasil belajar mahasiswa. Pembelajaran berbasis
masalah merupakan pembelajaran yang menantang mahasiswa untuk “belajar
bagaimana belajar”, bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi dari
permasalahan dunia nyata.
Dengan penerapan
beberapa model pembelajaran seperti pembelajaran inkuiri, pembelajaran berbasis
proyek, pembelajaran kooperatif sebagai bentuk inovasi pembelajaran dalam
bentuk pembelajaran kolaboratif maka kewenangan dosen lebih bersifat direktif
atau manajer belajar, sebaliknya, mahasiswalah yang harus lebih aktif. Dalam
situasi kolaboratif itu, mahasiswa berinteraksi dengan empati, saling
menghormati, dan menerima kekurangan atau kelebihan masing-masing. Dengan cara semacam
ini akan tumbuh rasa aman, sehingga memungkinkan mahasiswa menghadapi aneka
perubahan dan tuntutan belajar secara bersama-sama. Hal inilah yang pada
akhirnya memberikan dampak positif dalam menigkatkan hasil belajar mahasiswa,
sehingga dapat disimpulkan terjadi peningkatan hasil belajar mahasiswa pada
perkuliahan Fisika Umum I dengan model pembelajaran kolaboratif berbasis
pendekatan saintifik.
Penutup
Berdasarkan hasil penelitian
disimpulkan bahwa Model Pembelajaran
Kolaboratif berbasis Pendekatan Saintifik telah meningkatkan hasil belajar
mahasiswa pada perkuliahan Fisika Umum I dengan materi pokok Kinematika,
Dinamika, Usaha dan Energi. Peningkatan hasil belajar ini terlihat dari nilai
gain rata-rata hasil belajar mahasiswa yang mengalami peningkatan kategori
sedang pada siklus I dan II, dan kategori tinggi pada siklus III.
Daftar Pustaka
Arends,
Dalam Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif Konsep,
Landasan Dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Jakarta: Kencana Prenada Group.
Biggs J and Tang C (2011) Teaching
for Quality Learning at University: What the Student Does, 4th edn. Maidenhead:
The Society for Research into Higher Education. Open University Press.
Chiu,
M. M. (2008). Effects of argumentation on group micro-creativity. Contemporary Educational Psychology, 33, 383 – 402.
Clark, Jill.,& Baker, Trish. 2007. Collaborative learning in
diverse groups: a New Zealand experience.
Tersedia di http://www.isana.org.au/files/thurs-c2-clark.pdf. diakses
tanggal 24 Juni 2015.
Davidson, N., & Worsham, T. (Eds.) (1992).
Enhancing thinking throughcooperative learning. New York, NY: Teachers
College Press.
Hake,
R. R. "Six lessons from the physics education reform effort." Latin
american journal of physics education 1.1 (2007): 24-31.
Herrmann, K. J. (2013).
The impact of cooperative learning on student engagement: Results from an
intervention. Active Learning in Higher Education, 14(3),
175-187.
Holowarni, B., Erviyenni,
Zulhelmi,
Herdina, (2008). Model-model Pembelajaran Inovatif
Dalam Rangka Inovasi Pembelajaran, Pelatihan Pengembangan Peningkatan Pembelajaran IPA SMP dan SMA
Ibrahim, M., Rachmadiarti,F.,
Nur, M.,(2007),
Pembelajaran Kooperatif, edisi ke-1, Surabaya: UNESA-University PRESS.
Kemmis, S., R. Mc Taggart., R. Nixon. (2014). The action research planner : doing critical participatory action research. Singapore : Springer
Khamdi, W. (2007). “Project-Based Learning: Pendekatan Pembelajaran
Inovatif”. Makalah. Makalah Disajikan pada Pelatihan Penyusunan Bahan
Ajar Guru SMP dan SMA Kota Tarakan. Tarakan, 2007.
Lisiswanti, R dan Oktadoni Saputra. (2015). Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Ketertarikan Mahasiswa Kuliah Dalam Kelas Besar. Lampung : Jurnal
Kedokteran Unila Vol. 5, No.9 :115-118
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, (2013). Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013 Tentang Standar
Proses Pendidikan Dasar Dan Menengah.
Jakarta : Kemendikbud
Mitnik,
R., Recabarren, M., Nussbaum, M., & Soto, A. (2009). Collaborative Robotic Instruction: A Graph Teaching Experience.
Computers & Education, 53(2), 330-34
Myers, J. (1991). Cooperative learning in heterogeneous classes. Cooperative
Learning, 11(4).
Panggabean, DD dan
Irfandi. (2015). Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Mahasiswa Dengan
Penerapan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah Pada Mata Kuliah Fisika Umum 1.
Laporan Penelitian . Medan FMIPA Unimed
Pritchard A and Woollard J (2010) Psychology
for the Classroom: Constructivism and Social Learning. London and New York:
Routledge.
Riyanto, Y. (2010). Paradigma Baru Pembelajaran : Sebagai
Referensi bagi Pendidik dalam
Implementasi yang Efektif dan Berkualitas.
Kencana. Jakarta.
Sanjaya,
W. (2009). Strategi Pembelajaran Berorientasi
Standar Proses Kencana. Jakarta.
Slavin,
R., (2005), Cooperative Learning
Teori, Riset dan Praktik, Nusa Media, Bandung.
Smith,
B.L. & MacGregor, J.T. (1992). What is collaborative learning? In Goodsell,
A., Maher, M., Tinto, V., Smith, B.L. & MacGregor J. T. (Eds.), Collaborative Learning: A Sourcebook for
Higher Education. Pennsylvania State University; USA, National
center on postsecondary teaching, learning, and assessment publishing
Sudrajat,
A. 2008. Pengertian Pendekatan,
Strategi, Metode, Teknik dan Model Pembelajaran. Bandung : Sinar Baru Algensindo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar